Tampang.com | Insiden penembakan remaja berusia 15 tahun oleh Kapolres Pelabuhan Belawan memicu reaksi keras dari KontraS Sumut yang mendesak pengusutan tuntas, adil, dan tidak menyudutkan korban.
Tewas Ditembak Saat Diduga Tawuran, KontraS: Jangan Bunuh Karakter Korban
Insiden tragis terjadi di Jalan Tol Belmera, Medan, pada Minggu dini hari (4/5/2025), ketika seorang remaja berinisial MS (15) tewas ditembak oleh Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Oloan Siahaan. Penembakan ini sontak mengundang keprihatinan publik, termasuk dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara.
Kepala Operasional KontraS Sumut, Adinda Zahra Noviyanti, mengingatkan agar aparat penegak hukum tidak serta-merta menstigma korban sebagai pelaku kejahatan yang pantas ditembak. Menurutnya, stigma tersebut bisa menjadi "pembunuhan karakter" kedua terhadap MS.
"Jangan sampai korban dibunuh dua kali. Satu kali dibunuh nyawanya oleh peluru polisi, kedua kali dibunuh karakternya melalui stigma yang dilekatkan," ujarnya kepada media.
Evaluasi Penggunaan Senjata Api, Bukan Membenarkan Kekerasan
Adinda menegaskan bahwa dalam kondisi apa pun, penggunaan senjata api harus mengedepankan prinsip proporsionalitas dan dilakukan sebagai upaya terakhir, bukan alat utama. Ia menyebut bahwa penggunaan senjata yang tidak terukur dan tidak sesuai prosedur berisiko merenggut nyawa warga sipil, terutama anak-anak.