Keputusan MA ini mendapat sambutan dari sejumlah kalangan, terutama dari kalangan anak muda. Mereka menganggap bahwa keputusan ini memberikan kesempatan yang lebih besar bagi generasi muda untuk terlibat dalam dunia politik dan pemerintahan. Dengan demikian, keberagaman usia di jajaran kepemimpinan diharapkan dapat menciptakan solusi-solusi inovatif dan mewakili beragam aspirasi masyarakat.
Namun, tidak sedikit pula yang menyatakan keberatan terhadap keputusan MA ini. Mereka mengkhawatirkan bahwa penurunan batas usia calon kepala daerah dapat membuka peluang bagi figur-figur yang belum berpengalaman dan kurang matang dalam kepemimpinan. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa keputusan ini dapat menimbulkan polemik dan konflik lebih lanjut terkait penafsiran hukum dalam konteks pemilihan umum.
Selain itu, keputusan MA ini juga memberikan dampak yang signifikan terhadap proses politik di daerah-daerah. Partai politik dan calon kepala daerah harus mengkaji ulang strategi dan kriteria dalam menentukan calon sesuai dengan kebijakan yang telah disepakati. Penyesuaian dalam menyusun strategi politik dan sosialisasi program-program politik pun menjadi hal yang penting bagi partai politik.
Sebagai akibat dari keputusan MA ini, kebijakan internal partai politik juga akan mengalami perubahan. Partai politik akan lebih mempertimbangkan potensi dan kebutuhan masyarakat dalam menentukan calon kepala daerah. Proses seleksi dan penelitian mungkin akan menjadi lebih ketat untuk memastikan bahwa calon kepala daerah yang muncul adalah figur yang mampu memenuhi tuntutan kompleksitas dan dinamika kebutuhan masyarakat.