Tidak hanya itu, Eliya juga mengungkapkan bahwa sang mantan gubernur sering menggunakan kode-kode tertentu dalam komunikasi untuk memudahkan pertemuan dengan wanita-wanita yang dia bawa. Hal ini menunjukkan adanya skema yang terstruktur dalam pelaksanaan praktik tersebut. Eliya juga mengklaim bahwa membawa wanita-wanita cantik tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam pencairan proyek yang telah dikerjakan.
Seiring dengan kesaksian kontroversial yang disampaikan oleh Eliya, keterlibatannya dalam praktik tersebut mendapat sorotan tajam. Pasalnya, sebagai seorang anggota DPRD, keterlibatannya dalam skandal ini menimbulkan kekhawatiran terkait etika dan integritas seorang pejabat publik. Praktik suap dan pengaruh prostitusi dalam lingkup perpolitikan merupakan isu yang sangat serius dan menyita perhatian publik.
Selain itu, pertanyaan juga muncul terkait bagaimana Eliya mampu membayar total uang sebesar Rp3 miliar untuk membayar wanita-wanita tersebut. Data keuangan dan transaksi keuangan Eliya seharusnya bisa menjadi bahan penyelidikan lebih lanjut untuk memperkuat kesaksian yang disampaikan.
Dari sisi kasus yang sedang disidangkan, kesaksian tersebut juga memberikan gambaran yang lebih jelas tentang modus operandi yang digunakan dalam praktik suap yang diduga dilakukan oleh AGK. Keterlibatan Eliya sebagai penghubung antara mantan gubernur dan wanita-wanita yang dipesan menambah kompleksitas kasus ini.