Biaya Bengkak dan Proyek Tidak Efisien?
Awalnya diproyeksikan menelan biaya sekitar Rp 86 triliun, belakangan diketahui angkanya melonjak hingga hampir Rp 120 triliun. Belum lagi soal pembengkakan biaya operasional dan perawatan infrastruktur berteknologi tinggi.
“Biaya proyek membengkak, tapi tidak dibarengi dengan keterbukaan data dan evaluasi manfaat jangka panjang,” tambah Damar.
Kritik atas Manfaat dan Prioritas
Banyak pihak menilai proyek ini terlalu dipaksakan dan tidak sesuai prioritas kebutuhan transportasi nasional. Sementara kereta cepat menghubungkan dua kota besar, banyak wilayah lain di Indonesia masih kekurangan akses transportasi dasar seperti jalan dan kereta reguler.
“Ini proyek mahal yang hanya melayani segelintir warga, bukan solusi transportasi massal nasional,” kata Damar.