Selain itu, mereka juga akan difasilitasi untuk mendapatkan akses pasar dan peluang kemitraan strategis yang dapat membuka jalan menuju pertumbuhan usaha yang lebih besar. Hanifah menegaskan bahwa program WISH dihadirkan bukan hanya untuk meningkatkan kapasitas pelaku industri, tetapi juga untuk menciptakan ekosistem usaha pariwisata yang sehat, saling mendukung, dan berkelanjutan. Dengan demikian, para pelaku industri diharapkan tidak hanya mampu bertahan di tengah persaingan, tetapi juga berkembang menjadi pemain utama di pasar global.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar, Rizki Handayani, menambahkan bahwa inisiasi program ini lahir sebagai jawaban atas tantangan yang dihadapi pelaku pariwisata, mulai dari keterbatasan akses pembiayaan hingga pemanfaatan teknologi yang belum optimal. Menurutnya, keberagaman produk dan layanan pariwisata Indonesia membutuhkan pelaku usaha yang mampu memetakan pasar secara tepat, memahami tren, serta mengembangkan produk sesuai keinginan wisatawan. WISH diharapkan mampu mendorong terciptanya inovasi produk yang tidak hanya menyasar pasar yang sudah ada, tetapi juga mampu membuka segmen baru yang tertarik pada pengalaman wisata yang unik dan segar.
Rangkaian program WISH sendiri tidak hanya berfokus pada gastronomi, tetapi juga mencakup dua kategori lain, yaitu Wellness Tourism yang mengutamakan wisata untuk kesejahteraan fisik dan mental, serta Marine Tourism yang berfokus pada potensi wisata bahari. Ketiga kategori ini menjadi andalan dalam strategi Kemenpar untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata kelas dunia yang memiliki beragam daya tarik.