Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi dan Kepala BKPM, mengungkapkan kekhawatiran mengenai ketahanan energi Indonesia. Menurutnya, Indonesia sangat rentan dalam hal ketahanan energi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, terutama di Asia Tenggara. Saat ini, Indonesia tidak memiliki cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional yang cukup, yang dapat digunakan dalam kondisi darurat. Negara ini hanya mengandalkan cadangan operasional 21 hari milik PT Pertamina (Persero).
Dalam pandangan Bahlil, cadangan ideal BBM nasional Indonesia seharusnya mencapai 90 hari apabila mengacu pada standar internasional. Sedangkan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Singapura, memiliki cadangan BBM nasional mencapai 60 hari. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki stok BBM yang paling kecil di kawasan Asia Tenggara, mengingat populasi penduduk yang besar.
Bahlil lebih lanjut menekankan bahwa keadaan ini sangat mengkhawatirkan, terutama jika Indonesia menghadapi potensi invasi atau perang dengan negara lain di masa depan. Ia juga mengingatkan bahwa pada masa kejayaannya sebagai anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Indonesia mampu memproduksi 1,6 juta barel minyak per hari. Pada periode tersebut, sebanyak 40-50 persen pendapatan negara berasal dari sektor minyak mentah. Namun, saat ini produksi minyak hanya sekitar 600 ribu barel per hari, sedangkan konsumsi minyak dalam negeri mencapai 1,6 juta barel.