Tampang.com | Jakarta – Fondasi transformasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang dicanangkan oleh Ignasius Jonan sejak 2009 terbukti tetap kokoh dan terus berkembang hingga saat ini. Sejak Angkutan Lebaran 2011 hingga 2025, KAI secara konsisten menunjukkan diri sebagai tulang punggung transportasi publik yang paling dapat diandalkan. Keunggulan ini mencakup aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan, ketepatan waktu, ketertiban, dan keteraturan. Perubahan signifikan ini bahkan membuat para jurnalis kebingungan mencari angle berita di stasiun sejak 2011, karena pemandangan seperti penumpang berdiri di bordes, masuk lewat jendela, atau menginap di stasiun untuk tiket, telah lenyap. Sejak saat itu, KAI menjadi pilihan utama Angkutan Lebaran, tidak hanya karena ketepatan waktu, tetapi juga nihilnya kecelakaan fatal.
Pencapaian Gemilang Angkutan Lebaran 2025
Proses transformasi layanan KAI terus berlanjut dan semakin matang di bawah kepemimpinan Direktur Utama Didiek Hartantyo. Hal ini tercermin dari berbagai capaian dalam melayani Angkutan Lebaran 2025 yang berlangsung selama 22 hari, dari 21 Maret hingga 11 April 2025. Total 29 juta penumpang tercatat menggunakan berbagai layanan KAI Group, meliputi Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ), KA Lokal, KAI Commuter, Whoosh, KA Bandara Medan dan Yogyakarta, serta LRT Sumatera Selatan dan LRT Jabodebek. Khusus untuk KAJJ dan KA Lokal di Jawa dan Sumatera, terjadi peningkatan jumlah penumpang dari 4.398.125 orang pada Lebaran 2024 menjadi 4.707.628 orang pada Lebaran 2025.
Inovasi Layanan untuk Kenyamanan Penumpang
Berbagai upaya peningkatan performa dilakukan KAI selama penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2025. Penambahan kapasitas kereta hingga lebih dari 500.000 tempat duduk, penyediaan hotel transit di Jakarta dan DI Yogyakarta, serta diskon tiket 25 persen untuk sejumlah perjalanan menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, KAI juga melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana secara intensif, menyediakan fasilitas ruang tunggu mewah di kota-kota besar seperti Surabaya, Purwokerto, dan Cirebon, serta fasilitas mandi dan loker di Jakarta dan DI Yogyakarta. Lebih dari 4.000 petugas juga disiagakan di stasiun-stasiun besar Jawa dan Sumatera untuk memastikan kelancaran layanan.