Perusahaan Haygrove memberikan peringatan kepada para pekerja terkait kecepatan pemetikan buah sebelum akhirnya memutuskan untuk memecat mereka. Para pekerja merasa bahwa target yang ditetapkan perusahaan sangat sulit untuk dicapai, terutama karena jumlah buah yang dihasilkan setiap harinya semakin berkurang.
Pihak terkait, seperti Agri-HR, agen perekrut asal Inggris, diduga terlibat dalam penerimaan biaya ilegal dari para pekerja untuk memfasilitasi kepindahan mereka ke Inggris. Tuduhan ini menjadi sorotan utama dalam isu eksploitasi tenaga kerja migran, dan menjadi perhatian serius bagi pemerintah Inggris untuk mengatasi praktik-praktik yang merugikan para pekerja migran, terutama dari Indonesia.