“Kecepatan angin yang relatif rendah di sejumlah wilayah juga menyebabkan panas tidak terdistribusi dengan baik, dan akhirnya terakumulasi di permukaan,” jelas BMKG dalam pernyataan resminya.
Kondisi tersebut diperparah oleh kelembaban udara yang tinggi, yang menyebabkan tubuh manusia merasakan suhu lebih panas dibandingkan yang tercatat oleh termometer. Kombinasi ini menjadikan cuaca Indonesia terasa "mendidih" bagi banyak orang.
Saatnya Bergerak: Individu, Korporasi, dan Pemerintah
Dengan bukti ilmiah yang semakin kuat tentang percepatan perubahan iklim, tanggung jawab tidak lagi bisa diletakkan hanya pada pundak ilmuwan dan aktivis. Setiap individu memiliki peran penting—mulai dari mengurangi konsumsi energi, beralih ke kendaraan listrik atau sepeda, hingga menekan jejak karbon melalui gaya hidup berkelanjutan.
Di sisi lain, korporasi besar dan pemerintah harus segera mengambil langkah strategis dan konkret dalam mengurangi emisi karbon. Investasi pada energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air perlu dipercepat, bukan hanya untuk menyelamatkan planet, tapi juga untuk menjamin keberlangsungan generasi mendatang.