Tampang

Ilmuwan AS Umumkan Lonjakan CO2 Tertinggi Sepanjang Sejarah, Indonesia Mulai Terasa Dampaknya

23 Jun 2025 10:51 wib. 26
0 0
Ilmuwan AS Umumkan Lonjakan CO2 Tertinggi Sepanjang Sejarah, Indonesia Mulai Terasa Dampaknya
Sumber foto: iStock

Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) sebelumnya juga mencatat bahwa tahun 2023 adalah tahun terpanas di Bumi sejak pencatatan suhu dimulai pada 1880. Bahkan, sepuluh tahun terakhir disebut sebagai dekade dengan suhu paling tinggi yang pernah terjadi.

Laboratorium Mauna Loa bahkan memvisualisasikan tren kenaikan CO dalam grafik yang menunjukkan peningkatan drastis sejak 1958. Grafik tersebut juga diperluas untuk memberikan perspektif hingga 800.000 tahun ke belakang, menggunakan data dari inti es Greenland dan Antartika. Hasilnya sangat jelas: atmosfer Bumi kini berada dalam kondisi yang belum pernah terjadi dalam sejarah manusia modern.

Kiamat Iklim Masih Bisa Dicegah

Meski situasi tampak mengkhawatirkan, para ilmuwan iklim menegaskan bahwa dunia belum benar-benar terlambat untuk bertindak. Masih ada peluang untuk menekan dampak terburuk dari perubahan iklim, asalkan masyarakat global—terutama pemerintah dan industri besar—segera beralih ke sumber energi bersih dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Pemantauan dari Mauna Loa dan stasiun lainnya akan terus dilakukan untuk mendokumentasikan perubahan atmosfer secara akurat. Data-data ini diharapkan bisa menjadi dasar kebijakan lingkungan yang lebih ketat dan efektif.

Indonesia Tak Luput dari Dampak

Fenomena pemanasan global tidak hanya terjadi di belahan dunia Barat. Indonesia pun mulai merasakan dampaknya secara langsung, terutama dalam bentuk suhu panas ekstrem yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa suhu tinggi yang dirasakan di beberapa wilayah disebabkan oleh langit cerah tanpa awan, yang memungkinkan penyinaran matahari secara maksimal ke permukaan bumi.

Selain itu, posisi semu Matahari yang berada dekat ekuator juga memicu pemanasan intens. Saat ini, deklinasi Matahari berada di sekitar 11,2° LU, menjadikan penyinaran di Indonesia lebih intensif dari biasanya.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?