Glester atau lapisan es tropis terakhir indonesia yang berada di puncak Jaya, Papua dengan luas sekitar 119,32 km2, diperkirakan akan hilang sebelum tahun 2026. Hal ini disebabkan karena suhu global yang semakain meninggkat, serta lokasi glester yang berada pada ketinggian yang cukup rendah yaitu 4.884 mdpl. Koordinator Bidang Litbang Klimatologi BMKG, Dr. Donaldi permana mengatakan, penyusutan glester di puncak Jaya sudah terjadi sejak 1850.
Pada bulan Desember 2022, ketebalannya telah menyusut menjadi 6 meter, dari 8m pada tahun sebelumnya dan 22m pada tahun 2016. Hilangnya lapisan es di Puncak Jaya akan berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan di kawasan itu, kata Dwikorita Karnawati, Direktur Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Nasional.
“Ekosistem di sekitar lapisan es permanen rentan dan terancam. Perubahan iklim juga berdampak pada kehidupan masyarakat adat setempat yang telah lama bergantung pada keseimbangan lingkungan dan sumber daya alam di wilayah tersebut,” ujarnya. Perubahan iklim, yang menyebabkan pemanasan global, telah menyebabkan hilangnya es gletser dengan cepat, katanya. Perubahan lingkungan juga menjadi faktor yang turut mempercepat ancaman kepunahan glester di Papua.
Dan fenomena El Niño yang terjadi secara berkala cenderung membawa kondisi Indonesia menjadi lebih hangat dan kering, sehingga mengurangi curah hujan dan meningkatkan penguapan. Pada gilirannya, hal ini semakin menyusutkan lapisan es. “Gletser mungkin akan hilang sebelum tahun 2026, atau bahkan lebih cepat, dan El Niño dapat mempercepat proses pencairan,” kata Donaldi Sukma Permana, ahli iklim, kepada Reuters.