"Siswa berisiko tidak terbiasa dengan variasi menu makanan yang sehat, sehingga ketika program MBG selesai, mereka mungkin kembali mengonsumsi makanan dengan pilihan yang terbatas," jelas Yustiyanty lebih lanjut.
Melihat isu ini, Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengambil langkah yang strategis untuk memperkuat peran guru UKS sebagai fasilitator dalam edukasi gizi yang berkelanjutan. Pelatihan dirancang untuk meningkatkan keterampilan mereka agar dapat menyampaikan informasi yang akurat, menarik, dan mudah dipahami tentang gizi seimbang serta manfaatnya bagi kesehatan anak-anak.
"Melalui pemahaman yang mendalam tentang gizi, diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk memilih dan mengonsumsi makanan bergizi yang sesuai dengan prinsip gizi yang tepat," tambah Yustiyanty.
Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran yang lebih dalam di kalangan siswa mengenai pentingnya gizi seimbang. Program ini diharapkan tidak hanya menjadi dukungan jangka pendek bagi keberhasilan Program MBG, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan kebiasaan makan yang sehat dan beragam sejak dini. Melalui upaya ini, diharapkan akan timbul dampak positif bagi generasi mendatang dalam hal kesehatan dan gizi. Dengan pendidikan yang baik, diharapkan anak-anak tidak hanya memahami pentingnya gizi dalam pola makan, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.