Indonesia, dengan lebih dari 700 bahasa daerah, adalah salah satu negara dengan kekayaan linguistik terbesar di dunia. Di tengah arus globalisasi yang tak terbendung, kekayaan ini menghadapi tantangan besar. Globalisasi, yang membawa serta derasnya informasi, budaya pop, dan teknologi dari berbagai penjuru dunia, memiliki dampak signifikan terhadap keberadaan dan penggunaan bahasa-bahasa lokal di Indonesia.
Bahasa Inggris sebagai Dominator Komunikasi Global
Salah satu dampak paling nyata dari globalisasi adalah dominasi bahasa Inggris. Bahasa ini menjadi alat komunikasi utama dalam ranah internasional, baik itu di bidang bisnis, pendidikan, sains, maupun teknologi. Akses mudah ke internet, media sosial, dan film-film Hollywood membuat bahasa Inggris merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Hal ini tak bisa dihindari, mengingat bahasa Inggris membuka banyak pintu peluang, mulai dari mendapatkan beasiswa, pekerjaan di perusahaan multinasional, hingga berinteraksi dengan orang dari berbagai negara.
Namun, dominasi ini menciptakan sebuah dilema. Di satu sisi, penguasaan bahasa Inggris sangat penting. Di sisi lain, prioritas yang diberikan pada bahasa Inggris seringkali menggeser posisi bahasa Indonesia dan, yang lebih parah, bahasa-bahasa lokal. Banyak orang tua yang kini lebih memilih mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak mereka sejak dini, terkadang bahkan sebelum anak benar-benar menguasai bahasa ibu mereka. Pergeseran ini, yang sering dianggap sebagai langkah maju, pada kenyataannya bisa melemahkan fondasi bahasa lokal secara perlahan.
Pergeseran Penggunaan Bahasa di Kalangan Anak Muda
Dampak globalisasi juga terlihat jelas pada pergeseran penggunaan bahasa di kalangan remaja dan anak muda. Penggunaan media sosial dan platform digital lainnya, yang didominasi oleh konten berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya, membuat kosakata mereka semakin terpengaruh. Fenomena mencampur aduk bahasa (atau code-switching) antara bahasa Indonesia, Inggris, dan bahkan bahasa Korea atau Jepang, menjadi hal yang lumrah.