Lebih lanjut, pemerintah juga menetapkan belanja negara pada tahun 2025 sekitar Rp3.613 triliun, terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.693 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp919 triliun. Jumlah transfer ke daerah tersebut menjadi yang tertinggi dalam sejarah, mencapai angka melebihi Rp900 triliun.
Selama tahun pertama kepemimpinan Prabowo Subianto, defisit anggaran negara direncanakan mencapai 2,53% terhadap produk domestik bruto (PDB) atau nominalnya sebesar Rp616 triliun. Sri Mulyani juga menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan tim transisi dan presiden terpilih untuk menyelaraskan kebijakan yang diperlukan.
Pernyataan Sri Mulyani tersebut menjadi penekanan pada kesulitan dalam mengumpulkan penerimaan negara, terutama pajak, meskipun diiringi dengan target yang ambisius namun realistis. Kesulitan tersebut juga menegaskan pentingnya peran seluruh jajaran Kementerian Keuangan dalam mencapai target APBN yang telah ditetapkan. Akan tetapi, hal ini juga menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama untuk mengoptimalkan potensi penerimaan negara demi kemajuan ekonomi Indonesia.