Tampang

Antibisa Masih Diimpor, Dua Ular Hijau Mematikan Ini Mengintai Jawa Timur dan Barat

18 Apr 2025 18:22 wib. 127
0 0
Trimeresurus albolabris milik Janu tengah dalam kondisi berganti kulit.(KOMPAS.com/Romensy Augustino)
Sumber foto: Kompas.com

Karakteristik dan Habitat

Ular-ular ini biasanya hidup di lokasi dengan vegetasi lebat seperti semak-semak, perkebunan, hingga pinggiran sungai. Meski memiliki bisa yang kuat, efek gigitan mereka umumnya lebih kepada pembengkakan, rasa nyeri ekstrem, dan dalam beberapa kasus bisa menyebabkan nekrosis atau bahkan amputasi.

Namun, tingkat fatalitas akibat gigitannya masih lebih rendah dibandingkan kobra. "Dari 100 kasus gigitan ular hijau, hanya sekitar 1 yang berujung kematian. Bandingkan dengan kobra yang bisa mencapai 10 dari 100 kasus," jelas Janu.


Ketiadaan Antibisa Lokal, Penanganan Masih Bergantung Impor

Sayangnya, Indonesia belum memproduksi antibisa khusus untuk Trimeresurus insularis maupun albolabris. Rumah sakit yang menangani kasus gigitan ular ini harus menggunakan antibisa impor, yakni green pit viper antivenom. Proses pengadaan pun memerlukan koordinasi antar dokter dan izin resmi, sehingga menyulitkan penanganan darurat.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Kota Terkotor di Belahan Dunia
0 Suka, 0 Komentar, 30 Mei 2024

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?