"Kami tidak memulai perang ini dan terus menjalin jalur diplomasi terkait program nuklir kami. Agresi ini dipaksakan kepada kami. Kami bertahan dan pertahanan ini sepenuhnya sah sesuai hukum internasional," jelas Araghchi. Dia lebih lanjut menambahkan, "Jika agresi ini dihentikan, maka reaksi kami juga akan otomatis berkurang."
Sejalan dengan itu, Araghchi menyoroti serangan Israel pada hari Sabtu terhadap daerah Assaluyeh, yang kaya akan sumber daya energi di Provinsi Bushehr, di pesisir selatan Iran. Ia menganggap upaya untuk memperluas konflik ke kawasan Teluk adalah "kesalahan strategis besar," yang berpotensi memperluas cakupan perang di luar wilayah Iran.
Dia juga mencatat bahwa aksi agresi oleh Israel tidak mungkin terjadi tanpa dukungan dari Amerika Serikat. "Kami memiliki bukti kuat yang menunjukkan bahwa pasukan dan pangkalan militer Amerika di kawasan ini mendukung serangan-serangan Israel," tambahnya.
Serangan Israel yang dilakukan pada Jumat pagi mengincar Teheran, ibu kota Iran, serta beberapa kota lain di seluruh Iran, menargetkan fasilitas-fasilitas nuklir dan mengakibatkan tewasnya sejumlah komandan tinggi militer, ilmuwan nuklir, serta warga sipil Iran. Serangan ini terus berlanjut, dan sebagai respons, Iran meluncurkan beberapa gelombang serangan rudal terhadap berbagai target di Israel, yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan serius.