Tampang

Mungkin Ini PON Terparah Atlet Flu Akibat Debu, Jalan Berlumpur, Hingga Makanan Basi

16 Sep 2024 10:44 wib. 45
0 0
Mungkin Ini PON Terparah Atlet Flu Akibat Debu, Jalan Berlumpur, Hingga Makanan Basi
Sumber foto: Google

Kening sejumlah atlet voli putri dari berbagai provinsi mengerut. Mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat jalanan tanah berlumpur sepanjang ratusan meter lengkap dengan truk dan puluhan unit alat berat lalu-lalang.

Jalan itu adalah akses menuju gedung voli indoor Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI di Sport Center Sumatera Utara. Lokasinya berada di Kabupaten Deli Serdang, berjarak sekitar delapan kilometer dari Bandara Internasional Kualanamu dan dapat ditempuh menggunakan kendaraan kurang lebih satu jam dari pusat Kota Medan. Sejumlah atlet voli indoor menyebut penyelenggaraan PON kali ini adalah yang terburuk. Klaim ini dibantah panitia dan Menteri Pemuda dan Olahraga.

“Mungkin PON kali ini terparah. Karena sarana venue-nya belum selesai. Ketimbang di PON Papua, di sana lebih siap daripada di Sumut,” ujar atlet voli putri indoor asal Sumatera Selatan, Riska Ayu, Rabu (11/09).

Sarana dan prasarana yang belum tuntas ini ikut memengaruhi stamina dan performa para atlet. Energi yang mestinya mereka hemat untuk berlaga, terkuras lebih dulu akibat berjalan kaki sekitar 300 meter dari lokasi parkir bus ke arena pertandingan.

Tantangan para atlet tak berhenti di situ. Saat pertandingan berlangsung, sejumlah pekerja masih tampak sibuk menuntaskan berbagai fasilitas yang belum selesai. Akibatnya, debu berhamburan ditambah bisingnya suara mesin alat berat.

“Jadi letih sih karena setelah turun bus, jalan lagi masuk ke gedung. Sudah menghirup debu, panas juga. Jadi sewaktu di gedung, ada debu lagi. Jadi ganggu ke napas, cepat lelah jadinya,” ujar Riska.

Persoalan debu tidak main-main. Menurut Virta Rianti, kapten tim voli indoor putri Kalimantan Timur, rekannya sempat mengalami flu dan panas dalam karena berada di tempat yang tidak nyaman untuk bertanding. Sewaktu latihan di lokasi beberapa hari lalu, lanjut Virta, petugas masih melakukan pembersihan gedung sehingga seisi ruangan dicemari debu.

“Ada seorang teman kami yang merasakan panas dalam, karena mungkin di sini suasananya pengap kemudian kena debu. Jadi flu dan panas dalam,” ujarnya.

Sebelum berlaga pada PON XXI, Virta yakin ajang nasional sekelas PON bakal menyuguhkan sarana dan prasarana yang sudah mumpuni. Namun ternyata tidak demikian. Bahkan, atlet kesulitan dan harus menyiapkan tenaga lebih hanya untuk mencapai venue pertandingan.

“Ini kan sekelas PON, level nasional, mestinya lebih memadai secara fasilitas. Tapi ternyata setelah sampai di sini tidak,” ujar Virta.

Kekecewaan juga dirasakan Ririn Ananda, kapten tim voli putri indoor asal Sulawesi Tengah. Ririn tidak menyangka akan bertanding di tempat yang, menurutnya, kotor dan berdebu.

“Ekspektasinya: ‘Wah bagus ini gedung olahraganya, tidak ada kekurangan lagi’. Tapi ternyata tidak. Kaget dan kecewa, soalnya kami datang jauh-jauh dari Sulawesi, ternyata malah venue-nya seperti ini. Papua lebih bagus dari yang sekarang. Lebih baik di sana, tidak mengganggu kesiapan dan pertandingan atlet,” ujarnya.

Kesan negatif penyelenggaraan PON di Sumut bukan hanya disampaikan atlet voli indoor. Saleha Fitriana, atlet taekwondo putri dari Jawa Tengah, juga mengeluhkan debu mencemari kompleks olahraga tempat ia berlaga.

Cabang olahraga taekwondo berlangsung di Martial Art Arena. Gedungnya berada di kompleks yang sama dengan gedung Volley Ball Indoor, Stadion Madya, dan Stadion Utama. Hingga laporan ini disampaikan, kawasan Sumut Sport Center ini belum rampung 100%.

“Sebenarnya debu-debu ini ada pengaruhnya. Napas tidak terlalu segar, jadi sedikit terganggu,” ujar Saleha kepada wartawan Nanda Fahriza Batubara yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Saleha sudah tiga kali mengikuti PON sejak di Jawa Barat pada 2016 lalu. Namun, dia paling kecewa dengan PON kali ini.

“Menurut saya dari segi kesiapan, yang paling tidak siap tentu PON tahun ini,” ujar Saleha.

Makanan basi, AC mati, dan atap bocor. Persoalan yang dialami para atlet PON di Sumut tidak sebatas debu, tapi juga akomodasi dan logistik. Pada hari pertama, atlet taekwondo putri dari Jawa Tengah, Saleha Fitriana, mengatakan dirinya memeroleh makanan yang sudah basi.

Selain itu, Saleha beserta sejumlah atlet dan penonton cabang olahraga taekwondo di Martial Art Arena mengaku sempat merasa pengap akibat mesin pendingin ruangan (AC) tidak menyala saat pertandingan berlangsung pada Kamis (12/09).

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Partai Lebih Mengutamakan Aspirasi Rakyat atau Kekuasaan?