Tim peneliti yang dipimpin profesor biologi dari Georgia Tech, John McDonald berusaha memverifikasi. Menurutnya, meskipun gen DNA manusia dan simpanse sangat identik, ada terdapat 'jurang' genomik besar di area yang berdekatan dengan gen yang dapat memengaruhi sejauh mana gen ini dapat 'diaktifkan' dan ' dinonaktifkan'.
Hasil penelitian menunjukkan 'jurang genomik' antara kedua spesies itu sebagian besar adalah karena penyisipan atau penghapusan dari sekuens seperti virus yang disebut retrotransposon. Jurang genetik ini utamanya disebabkan aktivitas sekuens pengubah urutan elemen yang mirip retrovirus. Elemen pengubah urutan pernah dianggap sebagai 'junk DNA' yang sedikit atau tidak ada fungsinya. Sepertinya mungkin ini adalah alasan utama mengapa kita begitu berbeda dari simpanse.