Tentara Israel mengumumkan telah menyerang sekitar 180 target, yang mengakibatkan penghancuran ribuan barel peluncur roket. Pada Jumat, serangan tersebut menyebabkan eskalasi konflik yang tajam, serta memberikan pukulan tambahan pada Hizbullah setelah dua hari serangan pada minggu ini, di mana alat komunikasi yang digunakan oleh anggotanya meledak.
Jumlah korban tewas dalam serangan tersebut telah meningkat menjadi 39 orang, sementara lebih dari 3.000 orang mengalami luka-luka. Serangan terhadap perangkat komunikasi tersebut diduga kuat dilakukan oleh Israel, meskipun pihak Israel tidak memberikan klarifikasi atau penolakan terkait keterlibatannya.
Hizbullah menegaskan akan terus melawan Israel hingga Israel menyetujui gencatan senjata dalam perang melawan Hamas di wilayah Gaza.
Dalam antisipasi respon balasan, militer Israel membatasi pertemuan dan menaikkan tingkat kewaspadaan bagi penduduk di wilayah utara. Sejak Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel pada Oktober sebagai ungkapan simpati terhadap warga Palestina di Gaza, puluhan ribu orang telah meninggalkan rumah mereka di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon.
Dengan korban jiwa di Lebanon mencapai setidaknya 70 orang dalam satu minggu ini, jumlah korban konflik di negara tersebut sejak Oktober telah melampaui angka 740 dalam periode gejolak terparah antara Israel dan Hizbullah sejak perang tahun 2006.