Columbia University dapat menjadi teladan bagi kampus lain untuk menyuarakan dukungan mereka terhadap Palestina di tengah agresi Israel di Gaza. Aksi tersebut terjadi pada pertengahan April, di mana para demonstran mendirikan tenda di kawasan kampus dan menuntut agar kampus memutus hubungan dengan lembaga-lembaga di Israel serta mendesak gencatan senjata.
Selain itu, para demonstran juga berupaya untuk menduduki Hamilton Hall, sebuah gedung yang memiliki nilai historis dalam pergerakan di kampus tersebut. Banyak pihak menilai aksi ini mirip dengan Sejarah Protes 1968.
Mark Naison, seorang profesor dari Universitas Fordham, mengatakan, "Ketika Anda ke Columbia, Anda tahu bahwa Anda pergi ke institusi yang mendapat tempat terhormat dalam sejarah protes Amerika." Dia juga menambahkan, "Kapan pun ada pergerakan, Anda tahu Columbia pasti hadir."
Namun, suasana dukungan terhadap Palestina memanas setelah polisi menangkap pengunjuk rasa di Universitas Columbia. Kejadian ini memicu aksi serupa di banyak kampus lain.
Sejarah protes di Universitas Columbia tidaklah baru. Pada April 1968, Universitas Columbia menjadi sorotan karena terjadi kerusuhan dalam demonstrasi. Ketika itu, para demonstran protes terhadap keterlibatan Amerika Serikat dalam perang Vietnam serta rencana kampus untuk membangun pusat kebugaran di dekat Morningside Height. Para mahasiswa merasa bahwa kampus mencuri lahan dan sumber daya dari kawasan West Harlem. Aksi ini dikenal sebagai "Gym Crow" dan menjadi bagian dari perjuangan kampus yang bersejarah.