Revolusi Iran, yang terjadi pada tahun 1979, adalah salah satu peristiwa politik paling penting dalam sejarah modern Timur Tengah. Revolusi ini tidak hanya menggulingkan monarki yang telah berkuasa selama beberapa dekade, tetapi juga mengubah struktur politik dan sosial Iran secara radikal. Dari pemerintahan sekuler yang dipimpin oleh Shah Mohammad Reza Pahlavi, Iran berubah menjadi Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Latar Belakang
Pemerintahan Shah Mohammad Reza Pahlavi
Shah Mohammad Reza Pahlavi naik tahta pada tahun 1941 setelah penggulingan ayahnya, Reza Shah, oleh Sekutu selama Perang Dunia II. Di bawah kepemimpinannya, Iran mengalami periode modernisasi dan sekularisasi yang cepat. Program reformasi yang dikenal sebagai "Revolusi Putih" diluncurkan pada tahun 1963, mencakup berbagai perubahan sosial dan ekonomi seperti reformasi agraria, pemberian hak suara kepada perempuan, dan industrialisasi.
Namun, modernisasi yang cepat ini juga membawa masalah. Banyak rakyat Iran merasa terasing dan tertekan oleh kebijakan-kebijakan Shah yang otoriter. Selain itu, kemewahan kehidupan keluarga kerajaan dan korupsi yang meluas menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat.
Munculnya Ketidakpuasan
Pada dekade 1970-an, ketidakpuasan terhadap pemerintahan Shah semakin meningkat. Faktor ekonomi, seperti inflasi dan pengangguran, memperburuk situasi. Pemerintahan Shah yang represif, dengan dukungan dari dinas rahasia SAVAK yang terkenal brutal, semakin menambah api pemberontakan. Para ulama konservatif, kaum nasionalis, dan kaum kiri mulai bersatu melawan Shah.