Tampang

Sejarah di Balik Warna Merah pada Karpet "Red Carpet"

21 Jul 2025 11:02 wib. 61
0 0
Red Carpet
Sumber foto: Canva

Seiring berjalannya waktu, penggunaan karpet atau jalur merah terus berkembang dan menjadi simbol eksklusivitas. Di era Abad Pertengahan hingga Renaisans Eropa, warna merah kerap diasosiasikan dengan kekuasaan raja, bangsawan, dan hierarki gereja. Kardinal Katolik, misalnya, identik dengan jubah merah, melambangkan darah Kristus dan pengorbanan, tetapi juga otoritas tinggi. Para bangsawan akan menggunakan kain atau permadani merah di istana mereka untuk menunjukkan kekayaan dan status sosial yang tak tertandingi.

Ketika tamu-tamu penting atau pejabat tinggi berkunjung, jalur merah kadang dibentangkan sebagai penyambutan istimewa. Ini bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang memberikan privilege atau hak istimewa untuk berjalan di atas jalur yang "bersih" dan "suci" dari keramaian atau tanah biasa. Praktik ini secara halus memisahkan mereka yang berkuasa atau penting dari kerumunan, menegaskan hierarki sosial. Penggunaan jalur merah menjadi semacam ritual yang menandai pentingnya suatu peristiwa atau kehadiran individu tertentu.

Evolusi ke Era Modern: Dari Rel Kereta Api ke Hollywood

Pada awal abad ke-20, penggunaan karpet merah mulai bergeser dan menjadi lebih populer di Amerika Serikat, terutama dalam konteks perjalanan dan acara publik. Salah satu tonggak penting adalah pada tahun 1902, ketika New York Central Railroad menggunakan karpet merah untuk memandu penumpang naik ke kereta api mewah mereka, 20th Century Limited. Kereta ini dikenal sebagai kereta api paling bergengsi pada masanya, dan karpet merah digunakan untuk memperlakukan penumpang "penting" dengan kehormatan khusus, seolah mereka adalah bangsawan yang menaiki kereta kerajaan. Ide ini kemudian diadopsi oleh hotel-hotel mewah dan gedung opera, menjadi standar untuk menyambut tamu-tamu istimewa.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?