Peneliti Antartika dari Rice University telah menemukan suatu ironi di alam: di benua terkering dan terdingin di Bumi, di mana air permukaan jarang ditemukan, ternyata ada air mengalir di bawah es yang tampaknya memainkan peran penting dalam menentukan nasib arus es Antartika.
Temuan tersebut, yang muncul online minggu ini di Nature Geoscience, mengikuti analisis dua tahun dari inti sedimen dan peta dasar laut yang tepat yang mencakup 2.700 mil persegi Laut Ross barat. Baru 15.000 tahun yang lalu, daerah itu ditutupi oleh es tebal yang kemudian mundur sejauh ratusan mil ke lokasi saat ini. Peta, yang dibuat dari data sonar mutakhir yang dikumpulkan oleh kapal penelitian National Science Foundation, Nathaniel B. Palmer, mengungkapkan bagaimana es tersebut mencair pada masa pemanasan global setelah zaman es terakhir Bumi. Di beberapa tempat, peta menunjukkan jalur air yang bukan hanya sistem sungai, tapi juga danau.