Momen Ramadan juga menjadi peluang bagi banyak organisasi untuk menerapkan lebih banyak inisiatif sosial. Banyak perusahaan menggunakan waktu ini untuk menyelenggarakan kegiatan amal, penggalangan dana, dan program berbagi dengan masyarakat. Di UEA, berbagai acara dan kegiatan sosial sering diadakan untuk membantu kelompok yang kurang mampu, dan banyak pekerja yang berpartisipasi dalam kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur selama bulan suci.
Ramadan tahun 2025 diperkirakan akan dimulai pada hari Sabtu, 1 Maret, menurut prediksi yang dibuat oleh sejumlah ahli astronomi. Persiapan untuk bulan ini selalu menjadi sorotan di berbagai sektor, termasuk di dunia bisnis dan pemerintahan, yang berupaya merancang program yang dapat mendukung karyawan dalam menjalani ibadah puasa.
Di negara-negara lain, praktik penyesuaian jam kerja selama Ramadan juga dapat ditemukan. Misalnya, di Indonesia, beberapa perusahaan menerapkan kebijakan jam kerja yang lebih fleksibel untuk memudahkan karyawan menjalani ibadah. Hal ini menunjukkan adanya pengakuan akan betapa pentingnya bulan Ramadan bagi umat Muslim dan niat baik banyak perusahaan dalam mendukung karyawan mereka.
Kebijakan pengurangan jam kerja seperti yang diterapkan di UEA dan beberapa negara lain adalah contoh nyata bagaimana perusahaan dapat mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan agama dalam lingkungan kerja. Hal ini tidak hanya menciptakan suasana kerja yang lebih positif, tetapi juga dapat meningkatkan loyalitas dan semangat kerja karyawan.
Dengan dunia yang semakin global dan konektivitas yang terus meningkat, banyak negara mulai mengikuti jejak UEA dalam menerapkan kebijakan kerja yang lebih mendukung umat Muslim selama Ramadan. Banyak perusahaan multinasional yang memiliki cabang di negara dengan populasi Muslim yang signifikan diharapkan merespons dengan cara serupa, dengan memahami dan menghargai tradisi serta budaya lokal.