Tampang.com - Tentara Rebuplik Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) berhasil mereparasi pesawat hasil rampasan perang dunia kedua. Pesawat peninggalan masa Jepang bernama Cureng Tipe Yokosuka K5Y1, untuk kali pertama bisa dilihat saat peringatan Hari Bhakti ke-70 TNI AU di Yogyakarta.
Menurut Mayor Teknik Heri Heryadi, kata Cureng berasal dari bahasa Jepang yang merupakan akronim dari Chukan Renssuki (Intermediate Level) pesawat latih menengah. Memang pesawat yang diproduksi kali pertama Tahun 1933, didesain untuk pesawat latih sedang angkatan laut Jepang saat itu. Sementara basic desainnya masih menyerupai produk Boeing Seat Man Amerika. Kemiripan itu lantaran Jepang merupakan salahsatu anak didik Amerika sehingga wajar jika pesawat yang dibuatnya itu meyerupai pesawat yang diproduksi Amerika.
Pada awal pembuatannya, sebut dia pesawat Cureng diproduksi sebanyak lima ribu unit dengan desain dua sit atau dua kursi. Kursi depan untuk pilot dan belakang untuk pengebom. Pesawat Chureng memiliki mesin dengan piston melingkar atau dikenal dengan piston bintang dengan sistem pendingin udara kelebihannya pesawat ini tidak perlu oli pendingin. Dengan rangka piva yang diselimuti kain pabrik sehingga pesawat ini sangat ringan ketika terbang.
Dengan sistri tricycle yang menjadi ciri khas pesawat jaman dulu, sengaja didesain seperti ini untuk mendapatkan sudut serang dan untuk memudahkan pesawat ini terbang.
Kemampuan terbang pasawat Cureng mencapai enam kilo meter, sedangkan daya jelajahnya bisa menembus angka seribu kilo meter dengan sekali isi bahan bakar dengan kecepatan maksimal 212 km/jam.