Khamenei menegaskan bahwa tugas Iran adalah untuk membalas dendam terhadap pembunuhan Haniyeh. Ia menekankan bahwa tindakan Israel tersebut menjadi dasar bagi pembalasan yang tegas, karena Haniyeh dianggap sebagai martir di wilayah Republik Islam Iran.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) meminta negara-negara untuk mendukung Israel dalam membela diri. Reaksi ini mencerminkan polarisasi dalam penanganan konflik di Timur Tengah, di mana negara-negara memiliki pandangan yang berbeda terkait isu ini.
Pembunuhan Haniyeh merupakan puncak dari kondisi politik yang tegang di Timur Tengah, di mana konflik antara Palestina dan Israel telah menjadi isu yang memicu perdebatan panjang di level internasional. Dengan kondisi ini, prospek perdamaian di kawasan tersebut semakin suram.
Selain itu, kehadiran Haniyeh di Iran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, menambah kompleksitas dari situasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa konflik di Timur Tengah tidak hanya bersifat lokal, tetapi juga memiliki dampak regional yang luas.