Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol kembali menyerukan penyatuan Semenanjung Korea untuk membebaskannya dari ancaman nuklir. Hal ini merupakan tantangan baru terhadap langkah Pyongyang yang menghentikan kemungkinan pemulihan hubungan.
Dalam pidatonya di Singapura pada Rabu (9/10/2024), Yoon Suk Yeol menyatakan, "Semenanjung Korea yang bersatu, bebas, dan terbuka, juga akan menciptakan dorongan yang kuat untuk pembangunan ekonomi dan kemakmuran di Indo-Pasifik." Dia juga menambahkan, "Di sektor energi, logistik, transportasi, infrastruktur, dan pariwisata, permintaan akan investasi dan kerja sama yang kuat akan melonjak."
Seruan Yoon untuk melakukan unifikasi dengan cita-cita kebebasan dan demokrasi sebagai intinya, kontras dengan perintah Kim Jong Un pada awal tahun ini untuk menghapus semua referensi tentang unifikasi dari konstitusi Korea Utara (Korut).
Parlemen Korea Utara yang hanya menyetujui usulan tersebut merubah konstitusi minggu ini, menurut media pemerintah KCNA. Tindakan tersebut menegaskan kebijakan Pyongyang yang semakin menunjukkan niatnya untuk memperlihatkan ketidakbersahabatan dengan Korea Selatan.