Tampang.com | Menjelang konklaf yang dijadwalkan berlangsung pada 7 Mei 2025, spekulasi mengenai sosok pengganti Paus Fransiskus terus bergulir. Kematian Paus Fransiskus pada 21 April lalu menandai akhir dari sebuah era yang ditandai dengan pendekatan yang lebih inklusif, terbuka, dan progresif bagi Gereja Katolik. Kini, dunia Katolik menanti apakah para Kardinal akan melanjutkan arah tersebut atau memilih kembali ke figur yang lebih konservatif dan “akrab” dengan sistem internal Vatikan.
Paus Fransiskus: Simbol Perubahan dari Benua Amerika
Ketika Jorge Mario Bergoglio terpilih sebagai Paus pada tahun 2013, ia menjadi yang pertama dari luar Eropa dalam lebih dari 1.200 tahun—dan yang pertama dari benua Amerika. Sebagai Uskup Agung Buenos Aires, Argentina, ia datang dari luar lingkaran birokrasi Vatikan dan membawa angin segar dalam tubuh gereja.
Pidato singkatnya pasca-terpilih yang menekankan keterbukaan terhadap dunia modern menjadi simbol dari semangat baru Gereja Katolik. Ia aktif mengunjungi negara-negara minoritas Katolik seperti Sudan Selatan, Irak, dan Uni Emirat Arab, serta mempromosikan dialog antaragama, khususnya dengan komunitas Muslim.