Rasisme terhadap orang kulit hitam adalah fenomena kompleks dan berakar dalam yang masih menjadi masalah global hingga saat ini. Meskipun telah banyak kemajuan, diskriminasi dan prasangka masih merajalela, memengaruhi kehidupan sehari-hari jutaan orang. Untuk benar-benar bisa mengatasi masalah ini, kita harus terlebih dahulu memahami bagaimana rasisme ini terbentuk, berkembang, dan bertahan dalam struktur sosial, ekonomi, dan politik. Rasisme bukan sekadar kebencian individu, melainkan sistem yang dibangun di atas landasan sejarah yang kelam.
Perbudakan sebagai Fondasi Rasisme
Akar rasisme modern terhadap orang kulit hitam dapat ditelusuri kembali ke era perdagangan budak trans-Atlantik. Selama berabad-abad, jutaan orang Afrika diculik dan dipaksa bekerja sebagai budak di Amerika dan Eropa. Untuk membenarkan kekejaman ini, para pemilik budak dan intelektual di masa itu menciptakan narasi bahwa orang kulit hitam secara biologis dan intelektual inferior. Mereka berargumen bahwa perbedaan fisik, seperti warna kulit, adalah bukti dari "rendahnya" status mereka.
Narasi ini bukan hanya untuk membenarkan perbudakan, tetapi juga untuk menanamkan ideologi supremasi kulit putih yang meyakinkan masyarakat bahwa eksploitasi dan perlakuan tidak manusiawi terhadap orang kulit hitam adalah hal yang wajar. Pandangan ini menciptakan hierarki rasial yang menempatkan orang kulit putih di puncak dan orang kulit hitam di paling bawah. Setelah perbudakan secara resmi dihapus, ideologi rasisme ini tidak ikut lenyap. Sebaliknya, ia bermetamorfosis menjadi berbagai bentuk diskriminasi lain yang terus membayangi.
Perjuangan Setelah Perbudakan: Segregasi dan Ketidaksetaraan Sistemik
Setelah Perang Saudara Amerika dan penghapusan perbudakan, orang kulit hitam tidak langsung mendapatkan kebebasan dan kesetaraan. Sebaliknya, mereka menghadapi era baru yang penuh penindasan. Di Amerika Serikat, munculnya undang-undang Jim Crow di negara-negara bagian selatan melembagakan segregasi rasial. Undang-undang ini memisahkan orang kulit hitam dan kulit putih di semua aspek kehidupan: sekolah, transportasi publik, rumah sakit, hingga toilet umum. Diskriminasi juga terjadi dalam hak pilih, kepemilikan properti, dan akses ke pekerjaan.