Pembahasan pra-konklaf meliputi banyak aspek, termasuk visi mengenai masa depan Gereja. Para kardinal sepakat bahwa Gereja harus menjadi “rumah sakit di medan perang,” sebuah gambaran yang pernah diutarakan Paus Fransiskus. Mereka juga menyadari tantangan besar seperti sekularisme dan relativisme moral yang kian berkembang, terutama di dunia Barat. “Di Eropa dan Amerika, agama dan nilai-nilai moral semakin terpinggirkan. Sekolah dilarang mengajarkan agama, dan nilai moral jadi relatif. Gereja harus tetap tegas memberi arah yang benar,” ujar Suharyo.
Kardinal Suharyo juga menyebut bahwa Paus Leo XIV yang terpilih menunjukkan sikap terbuka dan dialogis, serta berkomitmen untuk melanjutkan misi pendahulunya dalam mengimplementasikan hasil Konsili Vatikan Kedua. “Paus Leo ingin mencari jalan baru untuk mewujudkan visi tersebut, berjalan bersama para kardinal dan umat,” jelasnya.