Mesir telah menjadi tempat penampungan bagi pengungsi Palestina, dan pemerintah Mesir memiliki kekhawatiran atas penumpukan pengungsi tersebut di dekat perbatasan negaranya. Tindakan agresif Israel yang semakin meningkat telah memunculkan perhatian serius bagi pemerintah Mesir, dan mereka tidak segan untuk menyoroti negara Barat seperti Amerika Serikat sebagai sekutu Israel.
Hubungan antara Mesir dan Israel telah berlangsung selama bertahun-tahun setelah perjanjian Camp David pada 1978. Mesir tidak ingin mengakhiri hubungan dengan Israel, tetapi tindakan agresif Israel telah mendorong Mesir untuk mempertimbangkan kembali sikapnya terhadap konflik di wilayah perbatasan.
Mesir memandang Israel sebagai negara yang memiliki potensi manfaat ekonomi, tetapi juga menyadari bahwa konflik dapat merugikan kedua belah pihak. Dalam menghadapi ancaman yang semakin mendekat dari Israel, pemerintah Mesir merasa perlu untuk meningkatkan kewaspadaan dan perlindungan terhadap warga yang tinggal di perbatasan dekat dengan Israel.
Keselamatan dan keamanan masyarakat menjadi prioritas utama bagi pemerintah Mesir ketika menghadapi eskalasi konflik di wilayah perbatasan. Mesir berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut, serta menjalin hubungan yang kondusif dengan negara tetangga, termasuk Israel.