India baru-baru ini mengalami lonjakan kasus korban tewas akibat cuaca panas yang ekstrem. 50 orang ditemukan tewas di Delhi dalam kurun waktu 48 jam, dan dugaan penyebab kematiannya adalah gelombang panas yang terjadi di wilayah tersebut. Negara ini telah lama dikenal dengan cuaca panas yang membahayakan, namun lonjakan kasus kali ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah serta masyarakat.
Pejabat polisi dan rumah sakit di India minggu ini melaporkan peningkatan tajam kematian “tidak wajar” akibat suhu musim panas yang tinggi, yang pada beberapa hari mencapai hampir 49 derajat Celcius pada bulan Mei dan Juni. Dilansir dari The Sundaily, Jumat, 21 Juni 2024, korban tewas berasal dari latar belakang sosial ekonomi kurang mampu, menurut laporan kantor berita PTI pada hari Rabu, 19 Juni 2024. Suhu malam hari juga sangat tinggi pada musim panas ini, sehingga menyebabkan kesengsaraan bagi mereka yang tidak memiliki akses terhadap pendingin air dan AC.
Penjaga, penjaga keamanan, penarik becak, pengemis, dan mereka yang dipaksa melakukan kerja paksa di siang hari menghadapi peningkatan risiko sengatan panas. Tunawisma, yang diperkirakan berjumlah lebih dari 250.000 orang di Delhi, sangat rentan karena mereka tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman, makanan pokok dan tempat berlindung untuk melindungi diri dari terik matahari.