Kearifan lokal adalah salah satu harta yang paling berharga yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dalam konteks modernisasi yang terus melaju, menjaga dan menghormati kearifan lokal menjadi sebuah tantangan tersendiri. Salah satu cara untuk menjaga kekayaan budaya ini adalah melalui literasi, terutama dengan menulis dan membaca buku yang mengangkat kearifan lokal dari berbagai daerah di Nusantara.
Buku yang mengangkat tema kearifan lokal tidak hanya menjadi sarana edukasi, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Mereka mengajak kita untuk menyelami, menghormati, dan melestarikan nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah di Indonesia memiliki kearifan lokal yang unik dan beragam, yang jika digali lebih dalam akan menambah kekayaan intelektual kita sebagai bangsa.
Salah satu contoh buku yang mengangkat kearifan lokal adalah karya yang menceritakan tentang "Serat Centhini", sebuah karya sastra klasik Jawa yang sarat dengan nilai-nilai filosofis dan spiritual. Buku ini bukan hanya sekedar cerita, tetapi juga berfungsi sebagai dokumentasi budaya, mengisahkan kehidupan masyarakat Jawa di masa lalu, lengkap dengan tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan yang mereka anut. Melalui buku ini, kita dapat belajar tentang berbagai aspek kehidupan tradisional Jawa yang mungkin sudah banyak dilupakan oleh generasi sekarang.