Di dalam birokrasi itu sendiri, kebijakan ini menimbulkan ketegangan, dengan beberapa pejabat senior dari pihak pemerintah yang merasakan dampak negatif dari kurangnya koordinasi. Salah satu lembaga yang menjadi sorotan adalah Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan National Institutes of Health (NIH), di mana hampir setengah dari pegawai yang dalam masa percobaan terkena PHK. Pengurangan pegawai di Dinas Kehutanan AS juga signifikan, dengan 3.400 pegawai baru diberhentikan, sedangkan Layanan Taman Nasional dan Internal Revenue Service (IRS) turut merasakan dampaknya.
Dampak dari pemotongan anggaran ini sangat luas, termasuk penghentian perekrutan pemadam kebakaran musiman di saat penting bagi pencegahan kebakaran hutan, terutama setelah bencana kebakaran besar di Los Angeles. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya risiko bencana di kemudian hari.
Reaksi pegawai yang terkena dampak juga sangat beragam. Salah satu yang menyuarakan kekecewaannya adalah Nick Gioia, seorang veteran militer dengan pengalaman lebih dari 17 tahun di Departemen Pertahanan, yang kini merasa dikhianati setelah mengalami pemecatan. Menurut dia, kebijakan ini tampak lebih politis daripada berorientasi pada peningkatan efisiensi.
Steve Lenkart, Direktur Eksekutif Serikat Pekerja Federal Nasional, juga melontarkan kritik, menilai bahwa kebijakan ini cenderung menguntungkan industri dan individu kaya seperti Elon Musk, yang memiliki banyak kontrak dengan pemerintah melalui perusahaan SpaceX. Sebagai bentuk perlawanan, ada beberapa langkah hukum yang diambil. Sekitar 325 pegawai dari Administrasi Keamanan Nuklir Nasional yang awalnya dipecat kini sebagian besar telah kembali bekerja, khususnya dalam upaya menjaga keamanan nuklir di negara tersebut.