Seperti dua pengamatan sebelumnya, September dan Desember 2015, para ilmuwan tidak bisa mendeteksi secara detail lokasi deformasi lubang hitam kali ini. Dari tiga milidetik jarak antara sinyal pertama dan kedua, tim hanya bisa menentukan kemungkinan besaran dan sumbernya.
Memang, teleskop konvensional disiagakan untuk mencari kilatan cahaya yang akan muncul sebelumnya. Sayangnya, para peneliti tak menemukan cahaya apapun yang berasal dari gelombang gravitasi yang dihasilkan dari penggabungan dua lubang hitam ini. Peneliti LIGO baru bisa memecahkan masalah penentuan lokasi tersebut ketika stasion ketiga bernama VIRGO yang dibangun di Pisa, Italia, mulai bekerja musim panas ini.
Deteksi gelombang gravitasi digambarkan sebagai salah satu terobosan fisika terpenting dalam dekade terakhir. Terobosan ini bagai menggetarkan jaring kosmos. Sebelum ada LIGO, beberapa fenomena energi yang 25 kali lebih besar dari pada matahari sama sekali tidak diketahui.
"Dalam dua tahun ini, populasi kehidupan di luar sana semakin misterius," kata Sheila Rowan, anggota tim dari Universitas Glasgow, Inggris. Dia mengatakan, yang akan kami lakukan ke depannya adalah.
Kita tunggu saja pembuktian lain adanya gelombang gravitasi yang pernah dikemukakan Albert Einstein pada 100 tahun lalu.