Pergerakan materi dan energi dapat mengguncang struktur jagat raya dan memicu timbulnya riak-riak gravitasi yang membuat ruangwaktu, bahkan cahaya yang tadinya dianggap bergerak lurus, bisa melengkung.
Sinyal gelombang gravitasi tersebut diambil dari stasiun LIGO (Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory) yang ada di Lousiana, Amerika Serikat. Lembaga ini berdiri atas gabungan California Institute of Technology dan Massachusetts Institute of Technology.
Pendeteksian ketiga kalinya ini menegaskan bahwa, metode baru penyeledikan antariksa sedang berlangsung. "Juga, menjelaskan bahwa pengamatan astronomi akan beralih ke hal-hal baru: gelombang gravitasi," kata David Shoemaker, juru bicara LIGO Scientific Collaboration, seperti dilansir laman berita BBC, Jumat, 2 Mei 2017.
Pendeteksian ini terjadi pada 4 Januari lalu pukul 10.11 waktu setempat. Laporan selengkapnya bisa dibaca dalam jurnal Physical Review Letters edisi 1 Juni 2017. Artikel tersebut berjudul "Observation of a 50-Solar-Mass Binary Black Hole Coalescence at Redshift 0.2".