Menurut Wedbush Securities Dan Ives, tidak ada yang tidak mungkin terjadi dalam PHK ini, karena Musk mencoba mengirimkan sinyal secara internal mengenai kesulitan yang dialami Tesla, yang membuat mereka harus membuat keputusan yang sulit.
Tesla minggu lalu melaporkan laba kuartal pertama yang lebih rendah dan penurunan pendapatan kuartalan pertama sejak 2021. Bahkan, setelah lonjakan selama seminggu terakhir, saham Tesla turun sekitar 26% untuk tahun ini.
Melalui kunjungannya ke Cina, pasar terbesar kedua perusahaan, Musk mendiskusikan potensi peluncuran paket bantuan pengemudi yang canggih. Menurut keterangan di situs perusahaan, Tesla memiliki lebih dari 1.350 stasiun Supercharger.
Namun, ada reaksi pro-kontra terkait keputusan Musk untuk menghentikan sebagian besar staf yang mengoperasikan dan memelihara sistem Tesla Supercharger. Menurut analis Morningstar Seth Goldstein, Tesla ingin menyesuaikan ukuran dan biaya operasionalnya karena perusahaan ini berada dalam fase pertumbuhan yang lebih lambat. Akan tetapi, hal ini juga memicu pertanyaan terkait masa depan bisnis pengisian daya kendaraan listrik.
Memperkaya Pendekatan Bisnis Pengisian Daya Kendaraan Listrik Dengan Kecerdasan Buatan
Para analis juga menambahkan bahwa Muck bisa saja menggunakan keputusannya untuk memberhentikan karyawan di bisnis pengisian daya sebagai kesempatan untuk mengalokasikan dana lebih besar ke proyek-proyek yang memiliki potensi lebih besar untuk pertumbuhan.
Dari sisi industri energi baru terbarukan, dampaknya juga turut dirasakan. Tesla ingin menyesuaikan ukuran (belanja modal) dan biaya operasionalnya dalam beberapa tahun ke depan karena perusahaannya berada dalam fase pertumbuhan yang lebih lambat. Proses adaptasi ini juga sekaligus memberikan sinyal bahwa Tesla akan semakin fokus pada proyek-proyek yang lebih revolusioner.
Namun, di sisi lain, dampak keputusan ini juga dirasakan oleh pemasok jaringan pengisian daya EV, seperti Bullet EV Charging Solutions. Para pemasok ini merasa terdampar dengan keputusan mendadak yang diambil oleh Musk.
Para analis menjelaskan bahwa perubahan ini menunjukkan bahwa Tesla ingin memperkaya pendekatan bisnis pengisian daya kendaraan listrik dengan kecerdasan buatan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Musk bahwa ia fokus pada peluang dalam kecerdasan buatan, robotika, dan robot taksi otonom.