Dalam menghadapi dinamika bisnis yang semakin kompleks, para produsen mobil tradisional pun tak tinggal diam. Mereka tetap pada rencana untuk melengkapi mobil listrik mereka dengan konektor yang memungkinkan pengemudi mobil listrik merek Chevrolet, Cadillac, atau Ford untuk mengisi ulang daya di stasiun Tesla.
Reaksi dari produsen mobil lainnya, seperti GM dan Ford, menegaskan komitmen mereka terhadap pengembangan kendaraan listrik. Mereka tetap berpegang pada rencana pengembangan jaringan pengisian daya untuk mendukung pertumbuhan kendaraan listrik mereka di pasar global.
Kendati demikian, pertanyaan terkait keberlanjutan bisnis pengisian daya kendaraan listrik masih menjadi sorotan. Para analis menyebutkan bahwa pengisian daya adalah bisnis yang dapat disederhanakan atau bahkan didivestasikan. Hal ini menunjukkan pertanda bahwa bisnis pengisian daya kendaraan listrik akan mengalami transformasi dalam waktu dekat.
Namun, di sisi lain, para pemasok jaringan pengisian daya EV merasakan dampak negatif dari keputusan ini. Mereka merasa terdampar dengan kabar perubahan strategi yang diumumkan oleh Tesla.
Lantas, dampak apa yang akan dirasakan oleh industri energi baru terbarukan dengan perubahan strategi dari Tesla? Kabar PHK ini juga memunculkan berbagai spekulasi terkait keputusan strategis yang akan diambil oleh Tesla ke depannya.
Dari sisi keuangan, para analis menyebutkan bahwa keputusan ini juga menunjukkan adanya upaya dari Elon Musk untuk mengalokasikan dana lebih besar ke proyek-proyek yang dianggap memiliki potensi lebih besar untuk pertumbuhan.
Dalam konteks global, industri otomotif saat ini tengah berada dalam fase transisi menuju kendaraan listrik. Hal ini juga memicu munculnya berbagai gebrakan di industri ini, yang menjadi pertanda adanya perubahan strategis dalam waktu dekat.