Pada bulan April tahun ini, Liu Liange, petinggi Bank of China pada periode 2019-2023, mengakui menerima suap dan memberikan pinjaman secara ilegal. Sebelumnya lagi, mantan pejabat raksasa perbankan China Everbright Group, Li Xiaopeng, juga diselidiki karena dugaan kasus serupa. Sejumlah kasus korupsi di sektor perbankan menunjukkan bahwa praktik korupsi telah merasuki berbagai lapisan struktur pemerintahan dan bisnis di China.
Tidak hanya itu, investigasi terhadap Menteri Pertanian Tang Renjian juga memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana efektivitas kampanye anti-korupsi yang digaungkan oleh pemerintahan Jinping. Meskipun terdapat upaya besar-besaran dari pihak berwenang untuk memberantas korupsi, namun sejumlah kasus baru terus muncul dan menimbulkan keraguan terhadap keberhasilan kampanye tersebut.
Berdasarkan data dari Transparency International, China menduduki peringkat ke-80 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi 2021. Ini menunjukkan bahwa korupsi masih menjadi masalah serius di negeri Tirai Bambu dan belum sepenuhnya teratasi meskipun adanya upaya keras dari pemerintah.
Dalam menghadapi tindak pidana korupsi, pemerintah China harus dapat menunjukkan keseriusan dan komitmen tinggi dalam memberantas korupsi di semua lini pemerintahan. Transparansi dalam proses penyelidikan dan penegakan hukum merupakan salah satu kunci penting dalam menjamin keberhasilan kampanye anti-korupsi yang dijalankan.