Memprediksi bagaimana perubahan iklim akan mempengaruhi berkembangnya penyakit menular akan memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan masyarakat. Tapi hubungan antara iklim dan penyakit sangat kompleks, membuat prediksi semacam itu sulit dilakukan.
Jessica Metcalf dari Princenton Universeity mengatakan bahwa peneliti memerlukan model statistik baru yang menggabungkan faktor iklim dan hubungan iklim-penyakit, yang memperhitungkan ketidakpastian pada keduanya.
Beberapa penyakit menular berpindah dari satu orang ke orang lain, baik melalui udara (flu), melalui air dan makanan yang terkontaminasi (kolera), atau melalui arthropoda seperti nyamuk (malaria). Yang lainnya menjangkit hewan tapi bisa ditularkan ke manusia dalam kondisi tertentu. Misalnya, orang bisa mendapatkan hantavirus (yang menyebabkan penyakit pernafasan parah) saat mereka menghirup partikel dari kotoran hewan yang terkontaminasi, dan kutu menularkan penyakit Lyme dari rusa ke orang. Faktor iklim dapat mempengaruhi skala penyakit pada tahap apapun, kata Metcalf.