Kementerian Pertahanan Korea Selatan hingga berita ini diturunkan masih belum memberikan pernyataan resmi atau tanggapan terkait situasi tersebut. Ini menambah ketegangan yang sudah ada, di mana Korea Utara secara rutin mengecam berbagai kegiatan militer AS dan latihan gabungan dengan Korea Selatan. Pada hari Minggu, 9 Februari, Korea Utara bahkan memperingatkan mengenai "konsekuensi yang serius" sebagai balasan atas serangkaian latihan militer yang dilakukan oleh kedua sekutu tersebut.
Lebih lanjut, juru bicara kementerian pertahanan Korea Utara tidak mencakup informasi mengenai latihan tembak langsung yang dilaksanakan oleh tentara AS dan Korea Selatan di daerah dekat perbatasan militer. Pembicaraan internasional mengenai denuklirisasi dan pengurangan ketegangan di Semenanjung Korea tampaknya terjalin dalam nuansa yang semakin rumit.
Retorika agresif dari Korea Utara meningkat, terutama setelah Donald Trump dilantik kembali sebagai presiden, meskipun ia menyatakan ketertarikan untuk memulai kembali dialog dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Dalam konteks ini, situasi di kawasan Semenanjung Korea tampak semakin mencekam, dengan harapan akan terjadinya dialog yang konstruktif seolah semakin memudar di tengah ketegangan yang membara.