Penumpang yang kepepet karena rencana pernikahan seringkali menjadi korban empuk bagi sopir ojol yang memiliki motif pemerasan. Mereka seringkali diminta membayar tarif yang jauh lebih tinggi dari seharusnya, dengan dalih jarak tempuh yang lebih jauh atau kondisi lalu lintas yang padat. Selain itu, ada pula kasus di mana sopir ojol menolak untuk mengantarkan penumpang ke tujuan jika mereka tidak mau membayar lebih dari biaya yang seharusnya. Hal ini tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa tidak aman bagi penumpang yang seharusnya hanya ingin mencari solusi transportasi yang efisien.
Masyarakat diharapkan untuk lebih waspada terhadap motif sopir ojol yang ingin memanfaatkan situasi kepepet penumpang yang rencananya akan menikah. Menjadi bijak dalam memilih dan berkomunikasi dengan sopir ojol mungkin dapat menghindari terjadinya pemerasan. Selain itu, pihak manajemen layanan ojol juga diharapkan untuk melakukan pengawasan dan memberikan edukasi kepada para sopirnya agar tidak melakukan tindakan pemerasan terhadap penumpang.