Selain memberikan apresiasi, Thoriq juga mengajak masyarakat untuk lebih waspada terhadap peredaran uang palsu, terutama di pasar-pasar tradisional yang sering menjadi sasaran empuk bagi sindikat ini. “Pasar tradisional memang rentan terhadap peredaran uang palsu, karena transaksi yang dilakukan mayoritas menggunakan uang tunai. Oleh karena itu, edukasi kepada pedagang dan masyarakat sangat diperlukan,” tambahnya.
Sebagai langkah lanjutan, Thoriq Majiddanor berencana turun langsung ke pasar bersama pihak Bank Indonesia dan Polres Gresik untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama para pedagang dan pembeli, mengenai cara membedakan uang asli dan palsu. “Edukasi yang kami lakukan nantinya akan fokus pada cara-cara yang mudah dipahami untuk mengenali uang asli, sehingga masyarakat bisa lebih siap dan waspada dalam melakukan transaksi,” katanya.
Peredaran uang palsu di Indonesia memang menjadi masalah serius, terutama karena dapat merusak perekonomian yang stabil. Oleh karena itu, sinergi antara aparat penegak hukum, Bank Indonesia, dan masyarakat menjadi kunci penting dalam memberantas peredaran uang palsu yang kian marak.