“Pelaku tidak menunjukkan penyesalan sedikit pun. Bahkan saat kami membawanya untuk pemeriksaan lebih lanjut, dia sempat bercanda dengan petugas. Ini menunjukkan betapa dinginnya pelaku terhadap perbuatannya,” ujar seorang sumber kepolisian yang terlibat dalam penangkapan.
Dalam pemeriksaan awal, pelaku mengakui perbuatannya. Dia mengungkapkan bahwa ada motif pribadi di balik pembunuhan yang dilakukannya. Meski demikian, kepolisian masih mendalami motif tersebut untuk memastikan bahwa tidak ada pihak lain yang terlibat. Rohmad Tri Hartanto juga sempat dibawa ke beberapa lokasi untuk merekonstruksi kejadian, memberikan gambaran jelas tentang bagaimana ia menjalankan aksinya.
Kasus wanita dalam koper ini menyita perhatian masyarakat luas karena modus operandi yang terbilang keji dan tidak manusiawi. Jasad korban ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan, memicu berbagai spekulasi tentang alasan di balik pembunuhan tersebut. Hingga kini, polisi terus mengumpulkan bukti dan kesaksian untuk memperkuat dakwaan terhadap pelaku.
Pakar psikologi forensik yang dimintai pendapat tentang sikap pelaku menilai bahwa tertawa dan tidak menunjukkan penyesalan adalah salah satu indikasi psikopat atau orang dengan gangguan kepribadian antisosial. “Ini bukan hal yang umum. Jika pelaku benar-benar tidak merasa bersalah, ada kemungkinan dia memiliki gangguan kepribadian serius yang memengaruhi cara berpikir dan empatinya terhadap orang lain,” ungkap seorang pakar.