Tampang.com | Ransomware telah menjadi ancaman serius bagi banyak bisnis, terutama di kawasan Asia Tenggara. Data yang dipublikasikan menunjukkan bahwa Indonesia memiliki angka serangan ransomware tertinggi di kawasan tersebut, dengan 32.803 serangan berhasil diblokir pada paruh pertama tahun 2024. Filipina mengalami 15.208 serangan ransomware, sementara Thailand dengan 4.841 kasus. Di posisi keempat adalah Malaysia dengan 3.920 serangan berbahaya, disusul oleh Vietnam dengan 692 serangan, dan Singapura dengan 107 serangan.
Ransomware merupakan jenis perangkat lunak pemerasan yang mampu mengenkripsi data pada komputer korban dan menuntut tebusan untuk membebaskan data tersebut. Ancaman yang ditimbulkan oleh ransomware dapat bervariasi tergantung pada varian virusnya. Ada dua kategori utama ransomware, yakni ransomware locker yang memengaruhi fungsi dasar komputer, dan ransomware crypto yang mengenkripsi file secara individual.
Tren yang semakin berkembang adalah Ransomware-as-a-Service (RaaS), di mana pelaku kejahatan siber dapat membeli malware sesuai kebutuhan mereka. Sikap tersebut memungkinkan pelaku kejahatan siber untuk membuat serangan mereka lebih efektif, termasuk dalam mengonfigurasi opsi penyebaran jaringan dan fungsi penghentian pertahanan.