Pengakuan Linda ini memberikan gambaran tentang tekanan dan ancaman yang dialaminya setelah kesurupan Vina menjadi viral. Hal ini juga menunjukkan bahwa kasus pembunuhan Vina bukan hanya memengaruhi keluarga dan pihak terkait secara langsung, tetapi juga berdampak pada lingkungan sekitarnya, termasuk teman-teman Vina seperti Linda.
Kasus ini juga memberikan gambaran tentang bagaimana media sosial dapat menjadi faktor penggiring opini publik dan menimbulkan tekanan psikologis pada individu yang terlibat. Tekanan tersebut dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang dan memperburuk kondisi emosional yang sudah rentan, seperti yang dialami oleh Linda.
Terkait dengan Rifaldy alias Ucil yang masih menggunakan ponsel untuk membuat status di dalam penjara, hal ini menunjukkan kelemahan sistem hukum dan pengawasan di lembaga pemasyarakatan. Penggunaan ponsel oleh narapidana dapat membuka peluang untuk melakukan kegiatan yang tidak semestinya, termasuk mengancam atau mengintimidasi korban atau saksi melalui media sosial.
Kisah Linda juga menjadi contoh bagaimana kekerasan dan ancaman dapat melampaui batas fisik dan memasuki ranah virtual. Ancaman yang diterima Linda tidak hanya datang dalam bentuk kata-kata kasar atau intimidasi langsung, tetapi juga melalui berbagai platform digital. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan kekerasan dan ancaman dapat merambah ke wilayah online dan semakin sulit untuk dihindari atau dihentikan.