Tingkat risiko bunuh diri pada Hari Tahun Baru juga bergantung pada setiap negara dengan tingkat risiko terlemah di Jepang dan terkuat di Chili. Para peneliti juga meneliti dampak Hari Tahun Baru Imlek di China, Korea Selatan, dan Taiwan.
Hasilnya, risiko bunuh diri hanya turun di Korea Selatan pada tanggal tersebut. Hingga kini, tidak ada kesimpulan global untuk risiko bunuh diri pada Hari Natal. Angka bunuh diri pada Hari Natal biasanya meningkat di negara-negara Amerika Tengah dan Selatan serta Afrika Selatan. Namun, menurun di negara-negara Amerika Utara dan Eropa.
Angka bunuh diri umumnya sedikit menurun pada hari libur nasional lainnya, meskipun terkadang meningkat saat satu atau dua hari kemudian. Para penulis studi mengatakan, ikatan keluarga dan sosial yang lebih kuat dapat membantu menjelaskan risiko bunuh diri yang lebih rendah pada sekitar hari libur, tetapi diperlukan lebih banyak studi karena tingkat bunuh diri sangat berbeda di antara negara-negara tersebut.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Risiko Bunuh Diri
Psikolog klinis dan peneliti pencegahan bunuh diri di Paracelcus Medical University Austria, Martin Ploderl menjelaskan bahwa faktor-faktor, seperti alkohol, isolasi, dan stres kerja juga bisa kurang atau lebih penting di negara tertentu berdasarkan keyakinan agama, waktu hari libur besar, dan harapan seputar keseimbangan kehidupan kerja.
"Kita perlu mencermati lebih dekat faktor-faktor sosial-budaya yang berbeda di berbagai wilayah," kata Ploderl. Sebelumnya, ia mengidentifikasi tren serupa di Austria. Hasilnya, ia menemukan bahwa tingkat bunuh diri meningkat pada hari Senin, selama musim semi dan panas, dan setelah hari libur besar.
Namun, tren bunuh diri menurun pada akhir pekan dan Desember, turun ke level terendah pada Natal sebelum mencapai puncaknya pada Hari Tahun Baru.