Wilayah Jakarta dan sekitarnya kini tengah menghadapi fase transisi cuaca yang dikenal sebagai musim pancaroba, yaitu masa peralihan antara musim kemarau dan musim hujan. Meskipun terlihat sebagai perubahan alami dalam siklus iklim, masa pancaroba seringkali membawa risiko tersembunyi bagi kesehatan masyarakat.
Dr. S Dian Rachmawati, Sp.GK, seorang dokter spesialis gizi klinis, menjelaskan bahwa masa pancaroba memaksa tubuh untuk terus beradaptasi dengan suhu dan kelembaban yang berubah-ubah secara ekstrem. Proses adaptasi ini membuat sistem kekebalan tubuh bisa melemah, sehingga tubuh lebih rentan terhadap serangan virus dan bakteri.
Kenapa Pancaroba Bikin Gampang Sakit?
Dalam sesi webinar Easy Access for Healthy Lifestyle with Halodoc and Rejuve, dr. Dian menjelaskan bahwa perubahan suhu yang drastis dan tidak menentu menjadi penyebab utama tubuh mengalami gangguan imun. Saat suhu naik turun dengan cepat, tubuh dipaksa bekerja ekstra untuk menyesuaikan diri. Jika sistem kekebalan tidak dalam kondisi prima, maka berbagai penyakit akan lebih mudah muncul.
Beberapa penyakit yang sering terjadi saat pancaroba antara lain:
-
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
-
Demam berdarah dengue (DBD)
-
Penyakit kulit seperti eksim
-
Gangguan pencernaan
-
Heatstroke atau sengatan panas
Lebih jauh, ia juga menambahkan bahwa perubahan cuaca ini tidak hanya berdampak pada fisik, tapi juga pada mental. Banyak orang mengalami perubahan suasana hati secara tiba-tiba, bahkan gejala depresi ringan, karena paparan sinar matahari yang tidak menentu serta stres akibat perubahan kondisi lingkungan.
Imunitas Adalah Benteng Utama Tubuh
Menurut dr. Dian, menjaga sistem imun tubuh menjadi kunci utama untuk menghadapi musim pancaroba dengan lebih kuat. Sistem imun yang optimal akan membantu tubuh melawan patogen yang menyerang, sekaligus mempercepat proses pemulihan ketika sudah terlanjur sakit.