Mangga dikenal sebagai buah tropis yang lezat, menyegarkan, dan kaya manfaat. Aromanya menggoda dan rasanya manis sering membuat orang sulit berhenti mengonsumsinya. Namun, meskipun terlihat sehat dan alami, ternyata tidak semua orang bisa bebas makan mangga. Ada kelompok tertentu yang justru perlu membatasi—bahkan menghindari—konsumsi buah yang satu ini.
Sebagai buah yang mudah ditemukan di pasar hingga supermarket, mangga kerap dijadikan camilan sehat atau bahan tambahan dalam berbagai makanan dan minuman. Namun, tak banyak yang menyadari bahwa mangga juga mengandung gula alami dalam jumlah tinggi, yaitu sekitar 46 gram gula per buah. Jumlah ini cukup signifikan, terutama bagi mereka yang sedang mengontrol kadar gula darah atau menjaga berat badan ideal.
Meskipun gula dalam buah disebut “gula alami”, tubuh tetap memprosesnya sebagai kalori. Terlebih jika dikonsumsi dalam jumlah besar, bisa memengaruhi metabolisme dan berkontribusi pada berbagai gangguan kesehatan.
Berikut adalah empat kelompok orang yang disarankan untuk membatasi atau menghindari konsumsi mangga, berdasarkan informasi yang dirangkum dari sumber terpercaya dan penjelasan ahli gizi.
1. Penderita Penyakit Ginjal: Waspadai Kandungan Kalium yang Tinggi
Mangga mengandung kalium dalam jumlah tinggi. Bagi kebanyakan orang, ini sebenarnya bermanfaat karena kalium berperan penting dalam menjaga fungsi jantung dan otot. Namun, bagi penderita gangguan ginjal, justru sebaliknya.
Pasien dengan penyakit ginjal kronis (PGK) biasanya kesulitan menyaring kelebihan kalium dari darah. Jika kadar kalium terlalu tinggi, bisa menyebabkan hiperkalemia, yaitu kondisi yang bisa memicu gangguan irama jantung hingga serangan jantung. Oleh karena itu, pasien ginjal disarankan membatasi asupan buah tinggi kalium, termasuk mangga.