Menariknya, menonton TV tidak menimbulkan risiko sebesar aktivitas yang melibatkan posisi kepala menunduk terus-menerus, seperti saat membaca pesan di ponsel atau mengetik di laptop. Dr. Arthur Jenkins, seorang dokter bedah tulang belakang di New York, menjelaskan bahwa posisi duduk yang umum saat bekerja atau menggunakan perangkat elektronik menekan berlebihan bagian belakang leher dan bagian depan cakram tulang belakang. "Jika dibiarkan terus-menerus, ini dapat menyebabkan ketegangan otot, nyeri, bahkan masalah postur jangka panjang," ujarnya.
Risiko nyeri leher akibat terlalu banyak duduk ini paling tinggi ditemukan pada perempuan dan pekerja kantoran. Bahkan, hanya dengan lebih dari satu jam duduk pasif di depan layar, risiko nyeri leher sudah meningkat. Angka kejadian nyeri leher semakin melonjak ketika durasi duduk mencapai empat hingga enam jam per hari.
Strategi Pencegahan untuk Leher yang Sehat
Para peneliti menegaskan bahwa duduk terlalu lama merupakan faktor risiko penting untuk nyeri leher, dan bahwa risiko ini meningkat seiring durasi. Oleh karena itu, intervensi dan pencegahan yang terarah sangat diperlukan, terutama untuk kelompok berisiko tinggi seperti pekerja kantoran. Beberapa langkah pencegahan yang disarankan meliputi: